Thursday, April 7, 2011

Goes to Nusawiru


SAAT MEMBACA namanya di sebuah plang penunjuk arah di Pangandaran, saya langsung ingat lagu ini ;

Pulau yang indah bagai surga.

Manusia bijaksana.

Hidup penuh dengan ketenangan.

Nggak pernah salah paham.


Ini tentang nama sebuah bandara kecil di kota yang juga kecil di pesisir selatan Jawa Barat. Namanya Nusawiru.

Biar kecil, Nusawiru ternyata sudah melayani penerbangan setiap hari. Dua kali ke Jakarta dan dua kali lagi ke kota kembang, Bandung plus penerbangan pp ke bandara Tunggul Wulung – Cilacap. Seluruhnya dilayani dengan satu-satunya maskapai yang beroperasi di sana, Susi Air.

Nusawiru terletak di daerah Cijulang, kecamatan Pangandaran kabupaten Ciamis. Bandara itu merupakan bandara perintis yang hanya mampu didarati pesawat kecil berbaling-baling. Seperti Cesna atau Cassa.

Untuk mencapainya, kita juga harus melalui beberapa dusun dan desa di sepanjang garis pantai selatan Jawa. Mendekati lokasi, kita masih harus membelah keramaian pasar Parigi. Awalnya saya sama sekali tidak menyangka bahwa jalur yang sedang saya lalui itu akan berujung ke bandara Nusawiru.

Komplek bandara Nusawiru tidak begitu besar. Begitu masuk gerbang, kita langsung disambut dengan bundaran seperti alun-alun yang banyak terdapat di kota-kota di pulau Jawa. Sementara lokasi parkir kendaraannya hanya terdiri dari dua ruas yang saling berhadap-hadapan.



Bandara nusawiru juga cuma memiliki satu gedung terminal yang difungsikan sebagai terminal keberangkatan sekaligus kedatangan. Ruang check-in nya langsung berhadap-hadapan dengan pintu masuk terminal. Jadi saat membuka pintu pada jam operasi, kita akan langsung berhadap-hadapan dengan petugas check in counter :-) .



Tidak ada peralatan moderen seperti komputer untuk memeriksa daftar penumpang atau juga “ban berjalan” yang biasanya terdapat di ruang-ruang check in counter sebuah bandara dan berfungsi membawa barang bagasi milik penumpang. Yang ada Cuma satu timbangan digital untuk ukuran barang maksimal hanya 25 kilogram.

Menara pengatur lalu lintas udara bandara Nusawiru terletak di sebelah kiri bangunan terminal. Tingginya hanya dua lantai saja. Untuk menghubungkan bangunan terminal dan menara pemantau, ada sebuah koridor yang terlihat bersahaja tapi cukup rapi dan asri untuk dilihat.

Biar kecil, status bandara ini aktif karena mengoperasikan 4 penerbangan per hari. landasaan pacunya juga sudah permanen dengan panjang 1400 meter. Hanya saja fasilitas bangunannya yang minim. Nusawiru hingga saat ini masih dikelola oleh TNI.

Sampai saat ini, operasional bandara Nusawiru hanya diramaikan oleh satu maskapai saja, Susi Air. Tapi walau sudah berjadwal setiap hari, maskapai Susi Air sebenarnya belum begitu fokus menggarap pasar transportasi komersil regular di sini. Kehadirannya lebih pada kepentingan transportasi bisnis perikanan, pertanian dan jasa charter pariwisata. Kebetulan sang pemilik susi air, seorang wanita asli Pangandaran bernama Susi Pudjiastuti adalah juga seorang penggiat usaha perikanan di kota itu.

Untuk saat ini Susi Air mengoperasikan pesawat pesawat Grand Caravan 208 B, Piagio Avanti H, Pilatus Porter, Diamond DA42, dan Agusta Helicopter. Rata-rata merupakan pesawat bermesin ringan dengan tipe jet propeler yang mampu mengangkut 8 hingga 9 orang. Sementara untuk penerbangnya, Susi Air menggunakan pilot asing.

Untuk bisa terbang menggunakan maskapai Susi Air dari bandara Nusawiru, pengelola maskapai biasa menawarkan kendaraan jemputan untuk menuju ke lokasi bandara pada hari H jadwal keberangkatan kita. Travel mereka akan menjemput di lokasi tempat kita menginap. Untuk terbang ke Jakarta dengan tujuan bandara Halim Perdanakusumah, biaya yang harus kita bayar sekitar Rp. 535.000,- per orang. Sementara untuk rute ke bandara Husein Sastranegara – Bandung, biayanya sekitar Rp. 300.000 – an per orang.

********



Oh, ya, tempo hari saat berada di Pangandaran, saya juga dapat kabar bahwa bandara kecil ini segera akan direposisi oleh pemerintah propinsi Jawa Barat. Reposisi yang dimaksud adalah merubah fungsi bandara nusawiru yang semula hanya untuk mendukung sektor pariwisata, pertanian dan perikanan, menjadi bandara yang lebih kompleks secara komersil. Menurut rencana, bandara Nusawiru juga akan dijadikan salah satu home base perawatan pesawat sekaligus sekolah penerbangan, wah… :-) (***)

No comments: