Saturday, June 6, 2009

Si Kecil Jadi Pembalap Mocil

HOBI BALAP bukan hanya disukai remaja dan dewasa. Anak-anak juga mencintai olah raga satu ini. Seperti anak-anak yang tergabung di Komunitas Imocil (Ikatan Motor Kecil) Kepri di Batam.

Raut wajah Ilham, pembalap motor cilik (mocil) tampak kemerahan bercampur keringat. Bocah cilik yang baru berusia 10 tahun itu sudah puluhan kali berputar-putar di sirkuit Gokart, Golden City, kawasan wisata terpadu di Bengkong Laut, Batam, Sabtu (16/5) lalu.

Biarpun Ilham mengaku capek, tapi tetap merasa senang karena sudah hobi dan bercita-cita ingin menjadi pembalap seperti idolanya, Jorge Lorenzo, pembalap MotoGP asal Spanyol yang tergabung dalam Yamaha Team dengan nomor motor 99.

Bukan hanya Ilham, ada 50-an raider cilik dari berbagai kabupaten/kota di Kepulauan Riau yang serius menekuni hobi sebagai pembalap mocil. Mereka bergabung dalam Imocil (Ikatan Motor Kecil) Kepri.

Meski tidak punya tempat arena balapan resmi, anak-anak yang hobi balap mocil tetap semangat berlatih setiap akhir pekan di berbagai tempat di Kepri. Mereka berlatih dengan pakaian layaknya pembalap profesional. Tempat berlatih mereka berpindah-pindah, kadang berlatih di lapangan parkir sport hall Tumenggung Abdul Jamal. Pernah juga berlatih di Area parkir gedung DPRD Batam dan belakangan ini, mereka balapan di circuit gokart di Golden City, Bengkong Laut, Batam.

Akhir pekan lalu, mereka berlatih di sirkuit Gokart, Golden City, Batam. Sore itu, deru mesin mocil saling bersahut-sahutan. Sang pembalapnya yaitu Ilham (10), Rendi (11) Yusuf (10), Dimas (10), Ari (11), Wisnu (10), Hanif (11), Naufal (11) dan Gadza (12), mereka ramai-ramai memacu motornya supaya jadi yang terdepan. Usai berputar-putar, salah satu pembalap memilih ke bagian pinggir sirkuit.

Mungkin karena motornya ngadat. Dengan sigap, melihat itu, seorang teknisi mocilpun langsung bertindak cepat. Ia langsung membetulkan mocil yang ternyata milik Hanif. Mocilnya mengalami gangguan teknis. Sembari menunggu motornya ok, Hanif membuka helm yang menutup mukanya dan istirahat, sambil melihat motornya yang sedang diperbaiki.

Tak sampai dua menit, Hanif kembali memacu mocilnya. Ia kembali ke circuit dan adu balap bersama teman-temannya.

Aksi balap mocil di sirkuit gokart-pun menjadi tontonan warga yang mengunjungi Golden City di Bengkong Laut. Ratusan penonton tampak menikmati aksi balap mocil sore itu. Di antara penonton, rupanya ada orang tua sang pembalap. Anak-anak yang menekuni hobi balap mocil ini memang butuh dukungan orang tua, tidak hanya dukungan motivasi tapi juga dana.

Seperti Dimas (10) yang ditemani ayahnya Dani (37). “Anaknya banyak maunya. Semuanya suka. Karate suka, sepakbola suka. Mocil juga suka. Ya diikutin saja apa maunya. Nanti kita lihat mana yang paling ia sukai dan berbakat,” ujar Dani.

Hobi anaknya yang sudah digeluti beberapa tahun lalu ini, memang sempat membuat cemas dirinya dan istrinya. Pasalnya, hobi pembalap bak menantang maut. Kecemasannya terbukti. Waktu pertama kali balapan, Dimas tersungkur di sirkuit mocil dan kepalanya bocor.

“Balapan ini memang bahaya. Waktu itu helmnya nggak standar. Tapi sekarang helmnya sudah standar. Aman kalaupun kecelakaan,” kata Dani.

Untuk mendukung anaknya jadi pembalap mocil yang berprestasi, Dani rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Untuk beli helm yang standar saja ia harus rela mengeluarkan uang Rp2 juta. Belum lagi bajunya yang juga jutaan. Itu belum termasuk motor kecil dan modifikasinya supaya makin kuat tarikannya.

“Tiap akhir pekan masuk bengkel untuk perawatan habis Rp500 ribu,” ujarnya.

Dukungan Suryana pada anaknya Ilham juga tidak jauh beda. Pria ini selalu setia menemani anaknya saat latihan ataupun bertanding sesama pembalap mocil.

Latihan rutin yang mereka lakukan tak sekedar mengejar cita-cita untuk menjadi pembalap profesional seperti idolanya, tapi juga menggapai prestasi di depan mata. Pasalnya setiap tahun anak-anak yang tergabung dalam imocil ikut andil bagian di kejuaraan mocil se Kepri, nasional bahkan hingga se -Asia. (andriani susilawati)

No comments: