Saturday, June 6, 2009

Batam Surga Vegetarian


DI BATAM ada 24 rumah makan vegetarian dengan pelanggan lebih 3000 orang. Kota ini pun jadi surga makanan vegetarian. 24 rumah makan vegetarian tersebut tersebar di berbagai sudut Kota Batam.

Mereka yang vegetarian tidak hanya sering berkumpul untuk santap bareng di rumah makan vegetarian, tapi juga aktif dalam komunitas vegetarian yang dinamai IVS (Indonesia Vegetarian Society/ Masyarakat Vegetarian Indonesia dengan anggotanya)

Dengan bergabung dalam IVS, mereka secara konsisten memasyarakatkan vegetarian lintas negara dan lintas budaya. Mereka juga aktif mengadakan berbagai acara. Salah satu acaranya yaitu Food Vegetarian Fiesta pada 6 Juni mendatang di Maha Vihara Duta Maitreya. Acara ini bukan kali pertama, tapi sudah berjalan rutin sejak tahun 1999.

Acara akbar yang bakal mereka gelar lainnya adalah Kongres Vegetarian se_Asia yang ke-4 di Batam pada penghujung tahun ini. Dalam kongres vegetarian dengan tema Vegetarian: Healthy and Eco-Friendly for All ini, menghadirkan para pembicara kelas Dunia. Seperti Dr RK Pachauri pemenang Nobel Perdamaian 2007, Jhon Davis yaitu Sejarahwan Vegetarian Dunia, Prov. Dr. Art-Ong Jumsai yaitu Mantan Ilmuan NASA, Prov.Dr.Duo Li, Editor Jurnal Kesehatan Asia Pasivik, Vice President of Asian Vegetarian Union, dan Maneka Gandhi, mantan menteri lingkungan hidup India, anggota parlemen India, juga sebagai Ketua Organisasi Hak Asasi Hewan India.

Masih banyak lagi pembicara lainnya dari kalangan ilmuan, guru besar, dosen pengamat, dan jurnalis dari negara-negara Asia, Eropa dan Amerika Serikat, 5 dosen pasca sarjana dari Indonesia.

”Nantinya ada sekitar 30-an pembicara, mereka datang atas biaya sendiri karena mereka peduli dan niat tulus untuk menyelamatkan bumi,” kata Jowly Yohanesh, Vice Chairperson Kongres Vegetarian se Asia ke-4.

Batam yang dipilih sebagai tempat Kongres Vegetarian se-Asia, tidak terlepas dari telah ditunjuknya Batam sebagai kota pilot project wisata vegetarian oleh Pemerintah pusat, Departemen Seni Budaya dan Pariwisata. IVS Batam menjadi mitra utama dalam hal ini.

”Ini tentu sesuai dengan angka populasi vegetarian di atas 3000 dengan 24 rumah makan vegetarian di kawasan perbatasan dengan Singapura sudah lama gencar menganjurkan gaya hidup sehat dan ramah,” kata Jowly.

Dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia, yang paling banyak vegetariannya adalah di Batam. Dari tahun ke tahun jumlah vegetarian makin banyak, saat ini saja tercatat ada 80.000 orang yang tergabung dalam IVS di seluruh negeri. Angka tersebut belum termasuk individu vegetarian di negeri ini yang belum terdaftar.

Kian banyaknya orang yang bervegetarian tidak lepas dari seabreg manfaat positif yang bisa didapatkan dari pola hidup vegetarian. ”Mengkonsumsi tumbuhan sangat bagus untuk kesehatan, karena hanya tumbuhan yang mengandung antioksidan yang berguna untuk kesehatan tubuh,” ujar Alvin, seorang vegetarian.

Sebaliknya kenyataannya, kasus penyakit jantung, stroke, berbagai jenis kanker, diabetes dan osteoforosis paling tinggi terjadi pada mereka dengan tingkat konsumsi daging dan produk cepat dairy yang tinggi.
Pola hidup vegetarian ternyata bisa menyelamatkan bumi dari berbagai bencana alam. Hal ini didasari dari hasil penelitian Food and Agricultural Organization (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirilis 29 November 2006 dengan judul Livestocks Long Shadow – Environmental Issues and Options (Dampak panjang peternakan – Isu dan Opsi lingkungan hidup) menyimpulkan memelihara ternak mengakibatkan lebih banyak gas rumah kaca daripada mengendarai mobil. Peternakan dunia merupakan salah satu kontributor utama gas metana, nitrogen oksida, gas amonia dan karbondioksida terhadap pemanasan global.

Di samping pemanasan global, sektor peternakan juga salah satu faktor utama penyebab penggundulan hutan tropis untuk lahan merumput ternak. Luas penggundulan hutan untuk peternakan sebesar satu lapangan sepakbola setiap 5 menit.

Belakangan vegetarian makin populer dan kian banyak penggemarnya. Tidak terbatas kalangan dewasa tapi juga kalangan anak-anak. Seperti siang itu(15/5), ketika Batam Pos mengunjungi Rumah Makan Vegetarian di maha Vihara Duta Maitreya di Batam Centre.

Jeny bersama dua anak kembarnya terlihat menikmati makan siangnya dengan menu vegetarian. ‘Saya sejak dua tahun lalu sering makan siang di sini. Lumayan enak rasanya, Harganya murah. Bertiga cukup Rp20 ribu saja,” kata Jeny yang ditemani anaknya penyuka nugget ayam.

Rasa daging, ikan dan udang juga ada. Pasalnya saat ini sudah banyak bahan-bahan makanan vegetarian yaitu sayuran yang diolah khusus supaya menjadi mirip dengan daging, ikan dan udang. Olahan daging, ikan dan udang vegetarian sebagian besar bahan impor. Harganya juga tak mahal dan dijamin tak bosan. Seperti di rumah makan vegetarian di Maha Vihara Duta Maitreya setiap hari ada 50-an jenis menu yang siap dijual kepada pengunjungnya. Restoran ini tidak pernah sepi pengunjung.

”Setiap hari ada 700 pengunjung yang makan di sini,”kata Alvin., Humas Maha Vihara Duta Maitreya. (ANDRIANI SUSILAWATI)

No comments: