Monday, December 15, 2014

Ikan, Lobster, Pesawat dan Menteri Susi




SEKITAR 4 tahun lalu, saya mampir ke pabrik pengepulan ikan punya bu Susi Pudjiastuti di Pangandaran. Lokasinya tidak jauh dari rumah ibu mertua saya. Istri saya ingin menunjukkan lokasi usaha dari seniornya dan juga siswi alm. Ayahnya saat sekolah dulu kepada saya. Bu Susi digambarkan sebagai wanita hebat yg sukses dg merintis usahanya dari bawah. Kenapa saya akhirnya tertarik?


Selain istri, ibu mertua saya bercerita, bu Susi merupakan salah satu orang Pangandaran yg membanggakan. Bukan hanya membanggakan. Tapi juga sdh ikut serta mendongkrak perekonomian daerah yg belum lama jadi kabupaten sendiri itu. Melalui usahanya, ia menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat di sana. Belakangan malah, melalui perusahaan airlines perintisnya, ia juga ikut mengaktifkan lagi bandara kecil di sana yg sudah sekian lama tanpa penerbangan.
Anda tahu Pangandaran? Akses darat dari arah barat harus dilalui dari jalur selatan Jawa barat yg konturnya berupa pegunungan. Butuh waktu perjalanan 10-11 jam dari Jakarta atau Tangerang untuk sampai ke sana. Dan, anda harus melalui sisi-sisi pegunungan dg jurang yg terjal di sisi lainnya. Sementara jka mengaksesnya dari arah timur (Jawa Tengah, pen) jalurnya lumayan landai dan nyaman untuk dilalui. Kota terdekat dari jalur timur adalah Cilacap.
Sejak beberapa tahun ini, bu Susi mulai mengoperasikan penerbangan komersilnya dengan bendera Susi Air dari bandara Nusawiru Pangandaran. Pesawat yg digunakannya sejenis cessna yg berkapasitas 10-20 penumpang. Dari Nusawiru, Susi Air melayani jalur udara ke Bandung, Jakarta serta Cilacap. Itu merupakan pesawat yg mengangkut penumpang, sekaligus difungsikan mengangkut kargo hasil laut dari pengepulan pabrik bu Susi di Pangandaran.
Pengoperasian pesawat-pesawat Susi Air, mampu memangkas waktu tempuh jalur darat hingga hampir sepersepuluhnya ke kota seperti Bandung dan Jakarta. Itu artinya, hasil laut bu Susi bisa diantarkan lebih cepat dengan kondisi yang tentu lebih segar. Itu artinya juga, membuka akses ke Pangandaran menjadi lebih cepat. Oh ya, saat saya ke sana beberapa tahun lalu, harga tiket pesawatnya untuk rute ke Halim Perdanakusuma Jakarta bisa sepuluh kali lipat harga menggunakan bis jalur darat!
——————————
BENTUK bangunan tempat pengepulan ikan punya bu Susi yg saya singgahi tidak bisa disebut bagus dan modern. Lebih mirip bangunan lama yg usang. Tapi, dari bangunan itulah dulu ia merintis usahanya. Ia mengemas dan memasarkan hasil-hasil lautnya. Kemudian berkembang pemasaran ke berbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandung bahkan hingga ke Jepang.
Tidak ada aktifitas di pabrik pengepulan hasil laut yg saya kunjungi itu. Kebetulan hari sudah sore dan saat itu hari minggu. Saya cuma ditunjuki pabriknya dan sambil jalan, mendengar cerita istri tentang bu Susi.
Orang-orang di Pangandaran menyebut, jalan sukses bu Susi makin terlihat sejak ia memutuskan untuk menikah dengan seorang bule. Itu pernikahannya yg ketiga. Christian von Strombeck, suaminya yg sekarang disebut-sebut seorang penerbang. Itu juga mungkin yg menginspirasi bu Susi untuk memulai bisnis penerbangannya di bawah bendera PT ASI Pudjiastuti Aviation dan punya call sign penerbangan Susi Air.
Saya percaya dengan ujar-ujar yg bilang : “Di balik sukses seorang suami ada seorang istri hebat di belakangnya“. Begitu juga sebaliknya :-)
—————————–
BEBERAPA hari sebelum pengumuman kabinet kerja Jokowi-JK, saya lihat bu Susi di TV sebagai satu dari sekian orang yg ikut dipanggil ke istana. Tanda-tanda yg jelas. Besar kemungkinan ia akan dilantik jadi menteri. Tapi menteri apa?
“Menteri perhubungan, kali“, kata ayah saya yg mantan orang penerbangan asal saja saat mengomentari kemungkinan posisi bu Susi.
Pertimbangan ayah saya, bu Susi punya perusahaan airlines dan mungkin dianggap mampu oleh pasangan Jokowi-JK.
Saya membantahnya dg alasan mengurusi kementerian perhubungan tidak bisa hanya bermodalkan kesuksesan merintis sebuah airlines perintis saja. Butuh banyak aspek yg perlu dipertimbangkan. Apalagi kementerian perhubungan juga tidak hanya mengurusi satu matra saja. Tapi tiga. Darat, air dan udara. Belum lagi regulasinya, koordinasinya dan juga birokrasi yg bakal ia hadapi.
Saya justru nebak bu Susi bakal diserahi tugas jadi menteri yg ada urusannya dengan ikan dan lobster. Sesuai bisnis yg digelutinya sampai saat ini. Soal pendidikan  yg tidak selesai seperti kata istri saya, saya maklum saja. Presiden kita yg sekarang ini sepertinya suka tampil beda. Pokoknya beda dg presiden-presiden sebelumnya.
Tapi, sebenarnya tebakan saya iseng saja. Saya tetap berharap orang-orang yg punya latar belakang profesi yang benar-benar mumpunilah yg bakal didudukkan di kementerian dalam kabinet kerja Jokowi-JK. Sesuatu yg sebenarnya hampir mustahil.
Seperti yg kita tahu, presiden Jokowi mengumumkan kabinetnya dan bu Susi masuk di dalamnya. Seperti tebakan saya. Ia masuk dalam kementerian yg mengurusi ikan dan lobster-lobster. Di Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Di Kementerian yg harus memahami juga teknologi kelautan, marine products economics, coastal processes, dan underwater technology, bu Susi juga dituntut harus bisa menerjemahkan ide presiden Jokowi yg ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Seperti yg disampaikannya saat debat Capres beberapa bulan lalu (  Oh ya, ingat poros maritim, saya jadi ingat tentang ide hebat Presiden Jokowi yg akan lebih menggiatkan peran ekonomi kreatif sebagai salah satu tulang punggung ekonomi nasional. Tapi, jadi agak heran karena tidak lagi menemukan kementerian khusus yg menanganinya sebagai wadah dalam kabinet yg sekarang, pen.).
Sebuah kerja besar yg harus bu Susi hadapi.
Menurut saya, bu Susi sosok hebat. Tapi, mungkin bukan orang yg tepat utk melakukan itu. Bagaimanapun, selamat bekerja ibu! (***)
Nb : Gambar tidak berhubungan dg tulisan. Cuma pemanis saja.


No comments: