Thursday, February 5, 2009

Harus Pandai Membuat Sayuran Terasa Daging

Antoni, Koki Makanan Vegetarian di Maha Vihara Duta Maitreya

ANTONI MERACIK dan memasak makanan vegetarian di Restoran Vegetarian Maha Vihara Duta Maitreya Batam Centre. Bukan karena sebatas hobi, tapi ingin lebih memasyarakatkan makanan vegetarian di Batam.

Pagi itu, tanggal 26 Januari 2009 sejumlah koki masakan vegetarian berkumpul di dapur di bagian belakang Restoran Vegetarian di Maha Vihara Duta Maitreya. Mereka-pun berbagi tugas untuk memasak puluhan menu vegetarian.

Hari itu adalah merupakan hari tersibuk buat Antoni dan para koki makanan vegetarian serta relawan vihara. Sebab saat itu adalah perayaan Imlek. Seperti tradisi pada perayaan Imlek di Vihara Maitreya, semua orang bisa makan gratis. Tak terbatas umat Budha, tapi siapapun yang datang ke Maha Vihara Duta Maitreya bisa makan bebas sesuka hati termasuk para turis.

Mereka yang datang jumlahnya tidak dibatasi, demikian juga porsi makanan vegetarian yang mau disantap. Lima belasan ribu orang datang ke vihara di hari Imlek, maka lima belas ribu porsi makanan vegetarian itulah yang harus disiapkan oleh Antoni bersama teman-temannya.

Memasak belasan ribu prosi, Antoni-pun jadi seharian penuh berada di dapur sejak pagi buta hingga sore hari. Ia spesialis memasak kari kentang daging kambing dan lohan cai. ”Karena kalau masak banyak kurang enak, maka saya masaknya sedikit sedikit. Makanya seharian terus memasak di dapur” katanya.

Ia menyebut menu lohan cai yang dipasaknya berasal dari China. Lohan Cai adalah satu menu wajib yang harus dihidangkan saat perayaan Imlek. Terdiri dari 18 macam bahan, mulai dari kol, jamur kuping, sohun, kembang tahu, daging vegetarian dan lainnya, Lohan Cai punya makna sebagai makanan yang sederajat dengan orang-orang suci.

Menu lainnya yang dimasak Antoni adalah kari kentang daging kambing. Daging kambing ala vegetarian ini didatangkan dari Singapura. Sebenarnya ia bersama teman-temannya pernah meracik makanan vegetarian seperti daging kambing, daging sapi, chicken nugget, ikan, kepiting, sotong dan lainnya.
Untuk bahannya terbuat dari jamur, rumput laut, kacang, dan ampas tahu. Bahan bahan itu lalu diracik dengan ditambah tepung dan perasa khusus. Sehingga daging kambing ala vegetarian jadi terasa mirip dengan daging kambing sungguhan. Begitu juga dengan kepiting dan chicken nugget rasanya benar-benar mirip aslinya.

Tapi ternyata setelah dibandingkan dari segi ekonomis tidak berbeda jauh dengan impor dari Singapura. Bahkan dari segi waktu meracik sendiri malah cenderung boros dan kurang efisien . Atas pertimbangan itu akhirnya semua bahan makanan berbau daging atau ikan ala vegetarian jadi didatangkan dari Singapura. Makanan vegetarian diolah jadi aneka masakan seperti ikan sarden, rendangm ikan teri medan, ikan sambal petai, sate, asam manis, ayam masak kecap jahe, iga tahu dan lainnya.

Selama enam tahun Antoni, menjadi koki di Restoran Maha Vihara Duta Maitreya. Selain memasak di hari besar Imlek, ia dalam keseharian menjadi koki di Restoran Vegetarian di Maha vihara Duta Maitreya. Banyak suka duka yang dirasakan Antoni selama menjalani profesinya sebagai koki.

”Kita begitu bangun pagi-pagi langsung megang kuali di dapur, masak, kalau orang lain rapi kan pakai baju rapi di hari Imlek,” ujarnya. Duka lainnya yang dirasakan adalah ketika makanan yang disajikan sempat kehabisan. ”Saya jadi seperti punya hutang kepada mereka,” katanya.
Bahagia tidak terkira ia rasakan ketika masakan vegetariannya habis disantap banyak orang. Seperti pada perayaan Imlek lalu, sekitar 15 ribuan antusias menyantap masakan vegetarian hasil olahannya bersama teman-temannya. Itu artinya hari itu ada lima belas ribu orang tidak menyantap daging. Seperti ajaran yang selama ini ia anut yaitu ajaran Budha yang tidak memperkanankan makan daging. Antoni bukan koki biasa, ia juga salah satu relawan di Vihara yang dengan tulus mengabdi di vihara dengan penuh jiwa kasih. Pastinya sebagai koki di vihara, ini berbeda dengan koki hotel berbintang, baginya pendapatan adalah nomor terakhir. (andriani susilawati)

No comments: