Monday, December 15, 2008

Usaha Musiman di Musim Haji (1)

Pasar Arab di Batam Setahun Sekali

Disebut ”Pasar Arab” karena hampir semua barang-barang yang dijual di sini berbau arab. Mulai dari air zam-zam kacang Arab, souvenir khas Arab seperti boneka unta juga tersedia. Satu lagi, kita juga bisa mendokumentasikan diri dengan suasana dan latar belakang arab. Pasar Arab ini hanya muncul satu tahun sekali di musim Haji. Lokasinya di tempat pemondokan Jamaah Haji, Asrama Haji Batam.


Siang itu terik matahari menyengat kulit tubuh. Dani salah satu yang berjualan di Pasar Arab terlihat sibuk menata dagangannya. Dani baru seminggu membuka lapaknya di musim Haji tahun ini. Dia sudah membayangkan akan mendapatkan keuntungan yang lumayan, seperti musim Haji tahun lalu.

Karena itupula, di musim Haji tahun ini, Dani jadi tertarik kembali berjualan dan berharap bisa meraup rezeki di Pasar Arab. Sejak sebulan sebelum jamaah haji datang di Asrama Haji Batam, Dani sudah sibuk mengajukan proposal untuk ikut berjualan bersama pedagang musiman lainnya. ”Ini sudah ke-6 kalinya saya berjualan disini. Dulu waktu pertama berjualan di sini, awalnya karena cuma ingin tahu cara berhaji,” ujar Dani.


Dani yang menempati lapak berukuran 3x 4 meter beratap tenda di Pasar Arab’ menyediakan barang-barang berbau Arab. Salah satunya untuk oleh-oleh Jamaah Haji yaitu air zam-zam, kacang arab, buah kurma, T-shirt bergambar kabah, mukena, sajadah, hingga tasbih.


Seperti tradisi saat berhaji pada tahun-tahun sebelumnya, tidak semua oleh-oleh haji dibawa para jemaah dari tanah suci. Banyak jemaah haji Indonesia, termasuk jemaah haji Batam-Kepri yang membeli oleh-oleh haji di Pasar Arab’ ini. Tidak heran meski para jamaah belum selesai berhaji, di antara mereka sudah banyak yang pesan barang-barang berbau arab untuk oleh-oleh haji.


”Sudah, sudah banyak yang pesan. Ada sekitar 26 jamaah, mereka banyak pesan kurma dan air zam-zam. Untuk air zam-zam, ada yang pesan 10 liter, mereka pakai uang muka dulu Rp50 ribu, ada juga yang uang muka Rp200 ribu. Ada juga yang pakai uang muka Rp20 ribu, beda-beda,” kata Dani.


Selain menyediakan oleh-oleh berbau Arab, Dani juga menawarkan jasa untuk memperkuat tali tas para jemaah haji. ”Tali jemaahnya harus kuat, isinya banyak barang-barang penting. Ada uang dan surat-surat penting. Bisa gawat kalau pas di tanah suci nanti tali tasnya putus,” katanya.


Menjadi penjual musiman di musim Haji cukup menggiurkan. Seperti tahun lalu misalnya. ”Omsetnya bisa mencapai Rp4 juta setiap hari. Tapi tahun ini menurun, Rp1 juta-Rp1,5 juta per hari. Mungkin karena sekarang masih keberangkatan haji belum proses kepulangannya,” ujar Dani mengira-ngira. Selain di musim haji, Dani biasanya menjual barang dagangan di tokonya di Nagoya Hill.


Penjual musiman lainnya adalah Lena. Siang itu Lena terlihat sedang melayani para pembelinya yang tidak lain para jemaah haji. Barang-barang berbau arab ditata rapi di stannya yang diberi nama PWNU (Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama). Mulai dari air zam-zam, kurma, kacang Arab, satu set tempat minum berwarna emas, boneka unta dan lainnya.


Di standnya terlihat deretan air zam-zam beragam ukuran. Mulai dari ukuran 10 liter, 5 liter, 300 ml juga ada botol-botol imut ukuran 50 ml yang dijual per 2 lusinan (24 buah botol). ”Botol-botol ukuran 50 ml ini untuk diisi air zam-zam untuk bagi-bagi pada keluarga,” ujar Lena.


Air zam-zam yang didapat dari distributor air zam-zam di Jakarta dipatok dengan harga bervariasi. Air zam-zam untuk ukuran 10 liter dijual Rp360 ribu, air zam-zam 5 liter dijual Rp260 ribu dan air zam-zam 300 ml dijual Rp20 ribu. Di stannya juga tersedia kurma dengan empat kualitas berbeda. Pertama kurma Palm Fruit Rp40 ribu perkotak, lalu kurma Lulu Super Rp40 per kg, kurma Nagal Rp30 ribu per kg, dan kurma Tunisia Rp45 ribu per kg.


”Yang paling banyak dibeli air zam-zam dan kurma, air zam-zam ini hanya untuk tambahan saja,’’ kata Lena. Soalnya saat pulang dari berhaji, para jemaah membawa air zam zam dibatasi jumlahnya. Jemaah haji cuma bisa membawa 5 liter air zam-zam.


Stand lainnya Ikhwan Colection juga menjual aneka aksesoris berbau arab,buku-buku doa, kurma dan air zam zam. Untuk kurma, stan Ikhwan menjual kurma Sayer Al Dafra dengan harga Rp250 per 10 kg dan kurma jenis Madinah yang dijual Rp300 ribu per 10 kg. ”Baru 6 jemaah yang pesan air zam-zam,’’ ujar Ifyat. Menurut Ifyat, selain kurma dan air zam-zam, oleh-oleh lain yang cukup diminati adalah souvenir seperti gantungan kunci bergambar kabah, juga oleh-oleh inai arab untuk menghias kuku.


Di depan Stan Ikhwan Colection ada stand Al Mabrur yang menyediakan komplit perlengkapan haji tampak ramai didatangi jamaah. Saat itu, si pemilik stan Al Mabrur, Jalinus terlihat sibuk menawari barang dagangannya. ‘”DP (uang muka, red) saja dulu pak, Ini kurma kualitas bagus. Daging tebal bijinya kecil, kami jual murah meriah, mumpung masih keberangkatan. Kalau pas kepulangan nanti harganya lain lagi,’’ kata Jalinus merayu seorang jamaah.


Di stand Al Mabrur tidak hanya menjual oleh-oleh haji. Tapi juga menyediakan perlengkapan haji. Salah satunya sepatu jemaah haji berwarna putih, kacamata hitam, kacamata minus, kacamata plus, penguat tali tas, kaos tangan hingga kaos kaki. Banyak jemaah yang tertarik membeli kacamata hitam. ‘’Katanya disana berpasir dan panas, makanya saya beli kacamata untuk pelindung. Kalau air zam-zam untuk oleh-oleh, biar tidak terlalu berat bawa dari Arab,’’ kata Hasibuan, seorang Jamaah Calon Haji asal Riau yang tertarik membeli oleh-oleh.


Di sela-sela kesibukan jamaah menawar barang, jemaah lainnya memilih memperkuat tas mereka. Jasa penguat tali tas jemaah haji ini laris manis. ”Dalam sehari ini sudah ada 30-an yang minta talinya diperkuat dengan paku. Tali ini juga ada tulisannya jemaah haji Batam, jadi bisa sebagai identitas kalau hilang,’’ kata Jalinus.


Menurut Kabid Operasional Asrama Haji Batam Drs Wawan Setiawan, keberadaan para penjual di Asrama Haji Batam dimaksudkan untuk mempermudah para jamaah haji dalam mendapatkan berbagai keperluan jamaah haji. Khususnya perlengkapan mereka saat menunaikan ibadah di Arab Saudi. Juga termasuk memudahkan mendapatkan oleh-oleh, sehingga jemaah haji tidak perlu berat-berat membawa kurma atau kacang arab dari Arab Saudi.


”Kalaupun saat di Arab Saudi mereka (jamaah haji, red) tidak punya kesempatan membeli oleh-oleh, di sinilah kesempatan terakhir mereka bisa mendapatkan oleh-oleh haji untuk dibagikan pada keluarganya,’’ ujarnya.


Menurut Wawan, sebenarnya di Asrama Haji Batam tidak diperkenankan untuk area bisnis. Namun karena banyak jemaah yang memerlukannya, maka diberlakukan kebijakan bahwa beberapa stan penjualan perlengkapan haji boleh berjualan di Asrama Haji, seperti tahun-tahun sebelumnya. Apalagi dari pengalaman jamaah haji di tahun-tahun sebelumnya. Banyak para jemaah haji yang membeli oleh-oleh dari tanah suci. Tapi ternyata begitu masuk pesawat, kelebihan bagasi. Alhasil oleh-olehnya dengan terpaksa ditinggalkan begitu saja.


Meski diperbolehkan adanya penjualan perlengkapan haji dan oleh-oleh haji, tapi jumlah stannya dibatasi. Hal itu demi menjaga ketertiban dan kenyamanan para jemaah. Jumlah stannya hanya ada 24 stan di area halaman Asrama Haji dan 7 stan lainnya berlokasi di dalam Asrama Haji.


Pengelola Asrama Haji mematok ongkos sewa stanpun sangat murah. Sewanya cuma Rp2 juta untuk stan berlokasi di halaman asrama haji. ‘’Saya kira sewa stan disini sangat murah. Rp2 juta untuk 50 hari dan jika dihitung-hitung, sewanya cuma Rp40 per hari, murah sekali, ‘’ kata Wawan.


Demikian juga untuk sewa stan di dalam Asrama Haji yaitu Rp5 juta dengan ukuran 5 x 7 meter. Untuk stan yang di area dalam Asrama Haji, selain fasilitas listrik, penjualnya juga bisa sekalian tinggal. Soalnya tempat jualannya didalam ruangan, tempatnya juga jauh lebih nyaman dibanding yang berjualan di luar, hanya pakai tenda saja.


Sewa stand yang murah dan keuntungan yang lumayan membuat banyak pihak berbondong-bondong ingin berjualan di musim haji tahun ini. Mereka yang ingin berjualan rata-rata mengajukan proposal jauh-jauh hari. ‘’Sampai saat ini bahkan masih ada yang masih mengajukan proposal ingin berjualan. Total yang mengajukan ada 50-an. Tapi kami tidak bisa menambah stan lagi,’’ kata Wawan.


Mereka yang terseleksi merupakan penjual yang membawa bendera organisasi islam seperti PWNU(Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama), dan pedagang kecil serta mereka yang dianggap bisa ikut menjaga ketertiban dan keamanan di Asrama Haji Batam.


Karena didasari ingin membantu para jemaah dengann ongkos sewa stan yang murah, maka pengelola Asrama Haji memberi catatan kepada para pedagang musiman haji jangan terlampau mengambil untung besar. ‘’Kami memang tidak menentukan harga sampai terperinci tiap barangnya. Untuk jual barang seperti biasanya. Ada proses tawar menawar harga barang, kalau jemaah sudah sepakat harga, bisa langsung membelinya,’’ kata Wawan


Adapun khusus penjualan air zam-zam untuk oleh-oleh di Asrama Haji Batam, Wawan mengatakan kebijakan tersebut masih terus dikaji. Hal ini mengingat adanya kebijakan pemerintah Arab Saudi, bahwa di Arab Saudi, air zam-zam tidak untuk diperjualbelikan. ‘’Di sana (Arab Saudi, red) jamaah haji dipersilahkan mengambil air zam-zam semaunya. Silahkan ambil air zam-zam sesuai kemampuan mereka,’’ katanya.


Mengingat dan mempertimbangan kebijakan kalau air zam-zam tidak untuk diperjual belikan, maka pengelola asrama haji akan membuat kebijakan baru terkait air zam-zam untuk musim haji tahun depan. ”Untuk tahun depan mungkin tidak akan ada lagi penjualan air zam-zam. Soalnya air zam-zam sebenarnya tidak untuk diperjualbelikan,” katanya.


Wawan menambahkan para pedagang musiman di Asrama Haji Batam tidak diperbolehkan untuk menjual makanan siap saji. Hal itu dimaksudkan demi menjaga kesehatan para jemaah yang tinggal sementara di Asrama Haji saat akan pergi menunaikan iba dah haji ataupun saat pulang setelah menunaikan ibadah haji nanti. ”Untuk makanan jemaah haji kita awasi. Disini aturannya makanan dari luar dilarang dibawa masuk ke asrama haji,’’ ujarnya.


Kendati demikian, khusus untuk para keluarga jemaah haji, bisa mendapatkan makanan di beberapa stan makanan yang lokasinya ada di areal Masjid Raya, tepatnya persis di depan gerbang Asrama Haji Batam. Keluarga jemaah yang datang bisa membeli makanan untuk mereka sendiri di stan-stan makanan yang ada di areal masjid raya Batam.


Selama musim haji ini, keluarga yang ingin masuk ke area pemondokan haji tidak bisa dengan bebas masuk. Ada penjagaan ketat oleh pihak keamanan Asrama Haji dipintu asrama haji. Siapapun yang ingin masuk ke asrama haji harus terlebih dulu lapor pada petugas keamanan yang berjaga. (andriani susilawati)

No comments: