Friday, April 13, 2007

Wanita = Sex?

Saya sering mendengar guyonan ringan teman-teman. Kata mereka, kalau tiga lelaki muda atau lebih berkumpul dalam obrolan santai, tema-nya paling nggak jauh-jauh dari dua masalah : wanita dan sex.. keduanya jadi objek yang begitu menarik perhatian kaum lelaki.

Sampai hari ini, banyak lelaki yang tetap memegang teguh ujar-ujar lama bahwa wanita adalah sebuah makhluk yang indah. Makhluk yang diciptakan untuk dipuja, dicintai, disayangi. Jika perlu dengan mengorbankan jiwa dan raga sendiri. Hitung-hitung matematik memang sering nggak nyambung untuk urusan asmara dengan wanita. Demi wanita, lelaki bisa lose control, mengabaikan norma-norma yang dianggap baku. Termasuk juga melanggar norma yang jelas-jelas dilarang dalam agama.


Zaman sekarang ini apalagi di perkotaan, rasanya bukan barang yang asing lagi semisal mendapati rekan kerja atau tetangga di lingkungan tempat tinggal menerapkan prinsip hidup samen leven (kumpul kebo, red). Sebagian lingkungan ada yang memberi reaksi sebagai bentuk social control. Tapi banyak juga banyak yang bersikap acuh-acuh saja. Who’s care? Hidupmu adalah hidupmu, hidupku jangan diganggu.. Wow! Dampak perubahan zaman, globalisasi barat atau dekadensi moral? Penilaian ada pada anda sendiri.

Hampir dua puluh tahun lalu, sebuah majalah terkenal terbitan ibukota pernah menyebarkan sebuah polling tentang kemungkinan selingkuh bagi pria metro. Hasilnya walau kemudian menuai pro dan kontra,cukup mencengangkan : 2 dari 3 lelaki di perkotaan pernah selingkuh dengan wanita lain atau berpaling sejenak dari pasangannya! Waktu polling ramai dibicarakan sampai di-film-kan segala, saya masih SMP. Tapi, terbersit juga pertanyaan dalam kepala, bagaimana dengan ayah saya? Dia toh juga seorang lelaki.. beruntung kami sekeluarga tinggal di sebuah pulau yang masih sepi dan jauh dari hiruk pikuk gemerlap metropolitan, ya di Batam ini. Tambahan lagi, aktifitas kerja yang padat dan perhatian yang tinggi pada keluarga, sedikit banyak bisa meredakan desakan kekhawatiran saya.

Tapi, Batam hari ini sudah beda. Walau belum seheboh Jakarta misalnya, pulau ini sudah menjelma jadi kota metro juga. Penduduknya multi etnis. Bicara wanitanya, sudah ada banyak ragam di sini. Mau yang “menjurus-jurus” anda tinggal cari saja di pusat-pusat hiburan malam. “Stok”-nya cukup banyak kok. Soal harga bisa nego. Ini sudah jadi rahasia umum di masyarakat. Konsumennya? Ya jelas lelaki dong, karena yang ditawarkan birahi!! Takut penyakit? Masih ada pilihan lain. Seks dengan rekan kerja, istri teman, atasan atau bahkan dengan tetangga rumah yang notabene “lebih bersih”. Fenomena yang tabu tapi begitu “kelihatan” di depan mata kita. Seandainya majalah yang saya sebut tadi melakukan polling ulang di sini, bagaimana ya hasilnya?

Oh ya, itu hanya satu sisi. Dalam kacamata lelaki, di lain sisi kita juga melihat atau mungkin ikut terlibat dalam aksi kelompok-kelompok wanita yang giat menyuarakan tentang kesamaan hak, penolakan terhadap hal-hal yang sifatnya melecehkan atau merendahkan kaum wanita. Penolakan wanita sebagai objek penderita. Tapi ironisnya, paling tidak saya masih sering mendapati obrolan tentang tema wanita dan seks yang masih begitu menarik perhatian para pria untuk membahasnya. Entahlah, bagi saya wanita memang makhluk yang belum saya mengerti sepenuhnya. Yang pasti, mereka memang cukup indah untuk dipuja dan jadi bahan pembicaraan. (bintoro suryo)

Contact Person :
Email : noe_saja@yahoo.co.id



No comments: