Wednesday, December 16, 2009

Surat Cinta untuk Masa Depan


COBA BAYANGKAN, anda bisa menulis surat cinta untuk generasi masa depan. Apa yang akan anda katakan? Sedikit untuk renungan, generasi masa depan kita akan hidup dengan konsekuensi dari tindakan yang kita ambil atau yang tidak kita lakukan saat ini. Ini tentang perubahan iklim…

Saya misalkan anda memang ingin mengirim sebuah surat pesan untuk anak cucu di masa yang akan datang. Kira-kira apa yang akan anda tuliskan ; harapan dan inspirasi atau mungkin sebuah penyesalan? Saya tidak sedang berandai-andai untuk mengajak anda menulis pesan untuk masa depan. Ini adalah sesuatu hal yang sangat mungkin.

Saat ini, sebuah “Kapsul Waktu” telah dibangun secara permanen di kota Kopenhagen, Denmark. “Kapsul Waktu” itu akan diluncurkan dalam KTT Iklim PBB Desember 2009 ini. Fungsinya untuk menyimpan surat cinta dari generasi saat ini hingga dibuka nanti oleh generasi masa depan. Baik itu berupa teks, gambar, video atau media lain yang menggunakan teknologi. Para ahli sendiri memperkirakan kapsul waktu tersebut dapat bertahan selama kira-kira lima ratus tahun!

Apa sebenarnya fungsi “Kapsul Waktu” itu selain untuk menyimpan harapan, keinginan atau bahkan mungkin penyesalan kita tentang kondisi bumi saat ini? Saya berandai-andai, “Kapsul Waktu” itu hanya perlambangan tentang kondisi saat ini dari kacamata masing-masing kita, sekaligus juga menjadi trigger (pemicu) tentang bayangan bumi di mata kita saat mendatang. Kita yang punya harapan bahwa bumi bakal memiliki kondisi yang lebih baik dari sekarang, diharapkan bisa terpacu untuk mau berperan secara nyata menjaga kelestariannya. Ini sebenarnya sama seperti saat kita membayangkan ada sebuah pohon yang rindang menaungi rumah tinggal kita 20 tahun yang akan datang. Untuk mewujudkan harapan itu, tentu kita harus mau memulainya dengan menanam, menjaga dan merawat bibit pohon itu hingga menjadi besar dan rindang.

*********

David Takayoshi Suzuki, seorang Jepang berkewarganegaraan Kanada yang menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk menjadi aktifis lingkungan mengatakan ;

“… masing-masing kita dapat menulis surat cinta untuk masa depan dan membayangkan seandainya kita bisa berkomunikasi langsung dengan anak cucu kita di masa yang akan datang. Dengan melihat kondisi bumi kita sekarang, apa yang akan kita katakan pada mereka dan apa upaya yang sudah kita lakukan utuk membuat bumi ini tetap layak mereka huni?”

David adalah seorang pria tua berusia 73 tahun, lahir pada 24 maret 1936. Selain sebagai aktivis lingkungan, Sejak pertengahan 1970-an, ia juga telah dikenal karena serial TV dan radio yang dibawakannya di kanada. David juga menerbitkan banyak buku tentang tentang alam dan lingkungan. Salah satu program majalah ilmiah televisi-nya yang populer adalah yang disiarkan stasiun CBC, The Nature of Things.

Aktifitas di bidang lingkungan dari pria ini makin meningkat tahun 1990 saat ia mendirikan yayasan David Suzuki. Misi yayasan ini adalah berupaya mencari cara dan formula agar masyarakat bisa hidup seimbang dengan alam. Prioritasnya lebih ditekankan di bidang kelautan, perubahan iklim serta mengupayakan penggunaan energi yang bersih dan bisa terus terbarukan. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga menjadi juru bicara yang vokal memperjuangkan bumi dari dampak perubahan iklim.
Suzuki dengan tegas menyatakan bahwa perubahan iklim adalah sangat nyata. Bukti yang tak terbantahkan dari seluruh dunia adalah peristiwa perubahan cuaca yang ekstrim, catatan suhu yang berubah dengan cepat, mundurnya gletser, dan kenaikan permukaan air laut di banyak perairan dunia. Semuanya itu menunjukkan fakta perubahan iklim yang terjadi saat ini dan sudah berada pada tingkat yang lebih cepat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam upaya kampanye menjadikan bumi sebagai tempat yang lebih layak untuk dihuni, Suzuki juga berbenturan dengan kelompok lain yang ia sebut sebagai kelompok skeptis. Kata Suzuki, kelompok skeptis adalah kelompok yang tidak mempercayai adanya perubahan iklim dan menyatakan bahwa manusia tidak punya andil dalam perubahan tersebut. Suzuki bahkan menuding kalangan skeptis menerima aliran dana yang signifikan dari sejumlah perusahaan pertambangan dan perminyakan dunia.

Suzuki adalah orang yang sangat cinta dengan lingkungan. Di usia yang bisa dikatakan tidak muda lagi, ia juga masih terus menelurkan ide-ide untuk mengupayakan agar masyarakat bisa hidup selaras dengan alam. Program “Kapsul Waktu” yang dibangun di Kopenhagen merupakan bagian dari buah karyanya juga.

*********

Sekali lagi, menurut saya program kapsul waktu ini sebenarnya hanya sekedar trigger untuk memacu kita untuk mau berbuat lebih baik lagi untuk alam yang kita diami, untuk warisan yang kelak juga akan ditinggali oleh anak cucu kita. Kita tentu menginginkan anak cucu kita nanti bisa hidup dalam suasana alam yang lebih baik dari kita saat ini, bukan sebaliknya..

Walau menganjurkan masyarakat bumi untuk ikut berpartisipasi dalam menuliskan surat cinta untuk masa depan, Program “Kapsul Waktu” yang dibuat di Kopenhagen tentunya punya keterbatasan tempat. Pengelolanya memberi kuota hanya 100 pesan terpilih yang bakal ditampung di dalamnya untuk kemudian bisa dibaca generasi mendatang seratus tahun dari saat ini. Untuk jelasnya, anda bisa langsung saja kunjungi situsnya : www.loveletterstothefuture.com. 100 pesan terpilih yang akan ditampung dalam “Kapsul Waktu” ditentukan sendiri oleh pengunjung dengan cara memvoting-nya. untuk masa depan dunia yang hijau dan damai, tidak ada salahnya kita berpartisipasi. (***)

No comments: