Tuesday, June 23, 2009

Pengusaha yang Jago Nembak…

MACAM-MACAM hobinya pengusaha. Yang lazim, biasanya mereka main golf tiap akhir pekan atau saat ada jamuan rekan bisnis. Tapi ada juga lho, pengusaha yang punya hobi macho seperti menggeluti olahraga menembak.

Sore itu, di lapangan tembak terlihat lima orang warga sipil dengan serius berlatih menembak. Senjata mereka mengarah ke lempengan besi berbentuk manusia di depannya. Sementara yang lainnya memilih mengantri untuk menembak sembari melihat aksi teman-temannya.

Saat itu cukup banyak orang yang hobi menembak dan berburu. Mereka tergabung dalam Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia (Perbakin Kepri). ”Anggotanya ada 200-an orang. 80 persen adalah pengusaha,” kata Alfred Zahidin, Sekretaris Perbakin Kepri.
Para pehobi menembak dan berburu ini tidak serta merta langsung bergabung di Kepri.

Sebelumnya, mereka wajib menjadi anggota club menembak terlebih dulu. Cukup banyak club menembak di Kepri. Di antaranya Tridarma, Batam Shooting Club, Sniper Karimun, Ranger Natuna, Satnusa Club, Bimacakti, dan Adiyaksa Club. Alfred punya alasan sendiri kenapa menyukai olahraga menembak.

Dulunya, ia sudah terbiasa dengan kebiasaan orang tua yang suka berburu. ”Mulai umur 4 tahun saya sudah menenteng senjata. Dulu, pas kecil tinggal di Lampung, berburu masih boleh,” ujar Alfred.

Ada kepuasan tersendiri saat menembak. “Menembak itu asyik banget, dengar suaranya memacu adrenalin,” tambahnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh Mike Christopin (31), pemilik usaha mobil di Batam. ”Saya rasa setiap cowok akan suka menembak. Olahraga ini melatih kesabaran, konsentrasi dan fokus terhadap sasaran,” ujar pria yang juga Panitia latihan menembak bersama.

Belakangan ini, Mike malah suka mengajak relasi bisnisnya dari Jakarta untuk menembak saat ada perbincangan bisnis di Batam. ”Kalau golf sudah biasa, makanya saya sering ajak relasi bisnis untuk menembak. Di sini ada instruktur dari Brimob yang sangat profesional,” ujarnya.
Soal biaya juga relatif hampir sama dengan golf. Ada beberapa pilihan, mulai dari 25 peluru dengan biaya Rp350 ribu, 50 peluru (Rp600 ribu) dan 200 peluru (Rp2,1 juta). Ajakannya pada relasi bisnis untuk olahraga menembak ternyata disambut baik. ”Mereka sangat terkesan, rasanya tidak terlupakan,” cerita Mike.

Pehobi menembak lainnya adalah Dimas (40). Pemilik Klinik Medical Check Up. ”Menembak ini memacu adrenalin, kita harus betul-betul konsentrasi,” ujarnya.

Ada juga dari kalangan karyawan swasta, salah satunya Harry Pangestu, seorang Community Development Indo Tirtasloka di Pulau Bulan. ”Saya sudah lama hobi nembak. Mulai menembak sejak jadi anggota Resimen Mahasiswa dulu,” ujarnya.

Dari kalangan mahasiswa juga ada. Okky (20), mahasiswa UIB salah satunya. “Pertama tuh mikirnya megang senjata itu berat. Eh tahunya ringan banget. Di sini kita latihannya pakai Glock 17 senjatanya campuran besi dan plastik. Ternyata menembak nggak mudah, lebih susah tak semudah yang kita bayangin,” katanya. Sementara Oktanius (32) rajin berlatih menembak karena selain hobi menambak, juga mendukung pekerjaannya sebagai ajudan Bupati Lingga.

Selain berlatih menembak setiap hari Sabtu pagi pukul 08.00 WIB, mereka juga berlatih perang-perangan di Pulau Sekilak, Hutan Vista dan Brimob Pikori Sekupang, agar lebih seru dan asyik. ”Di sini kita dilatih kesabaran, kerjasama tim, fokus dan dilatih kejujuran. Harus jujur kalau kita kena tembak saat perang-perangan di Pulau Sekilak,” ujarnya.

Kegiatan berlatih olahraga menembak ini atas kerjasama Perbakin Kepri dan Brimob. “Sekarang warga sipil tidak bisa lagi bebas punya senjata api. Karena itu kita menyiapkan lapangan tembak, supaya warga sipil yang hobi menembak bisa menyalurkan hobinya,” ujar Kasat Brimob AKBP Suhendri.

Dibanding dengan olahraga lain, olahraga menembak cukup sulit berkembang. Sebab itu, Perbakin akan mengadakan Coaching Klinik menembak yang terbuka bagi para remaja. ”Target kita, supaya dari Kepri punya atlet menembak untuk mewakili Kepri di ajang PON,” ujar Alfred. Dalam coaching clinic menembak, nantinya akan diajarkan pengenalan senjata, cara memegang, cara memegang senjata yang paling aman.

”Memegang senjata nggak bisa ke sana ke mari, tapi harus ke sasaran atau ke atas,” ujar Alfred. Selain itu diajarkan teknik menembak, cara pernapasan supaya saat memegang senjata tidak goyang dan tembakannya tepat sasaran, posisi kaki seperti apa dan juga diajarkan cara memegang senjata yang benar. (andriani susilawati)

No comments: