Wednesday, May 20, 2009

Makin Malam, Makin Ekstrim, Makin Nikmat…


DI KALANGAN pencinta offroad, kelompok yang satu ini sudah cukup dikenal. Namanya Alaska Offroad. Hobinya berpetualang menaklukkan rute-rute ekstrem dan menantang di malam hari. Hampir semua wilayah Batam sudah pernah dijajal. Kata mereka semakin malam, semakin ektrem, akan semakin nikmat rasanya.

Malam Minggu pekan kemarin (25/4), anggota kelompok ini punya rencana “berlumpur-lumpur” lagi. Lokasinya tidak jauh-jauh. Mereka memilih jalur di belakang sekolah Kalista Batam Centre dan jalur hutan Nongsa. untuk start awal dan check point, anggota Alaska Offroad memilih berkumpul di lapangan parkir gedung Graha Pena Batam Pos.

Sejak pukul 20.00 WIB, satu persatu anggotanya mulai berdatangan. Di kelompok awal ada Alfred, Nanang, Mino dan Wahyudi yang masing-masing mengendarai Jimni black Samurai. Disusul kemudian anggota lain bernama Jali yang menggunakan Jimni Samurai merah, lalu Adi dengan SJ410 hijau, Seno dengan Willys-nya dan Joko dengan SJ410. kelompok terakhir yang datang adalah Iwan dengan Samurai Putih. dan Rizal dengan pajero mini tubular serta Yudi PBK dengan SJ410 dark.tak ketinggalan ketua kelompok offroader ini, Naradewa yang sehari-hari aktif bekerja di Citra Tubindo.

Setelah komplit, rencana menaklukkan track yang menurut mereka cukup ekstrem itu pun dimulai. Semua berjalan beriringan menuju lokasi. Rute yang jadi incaran adalah jalur tanah merah yang terjal di belakang sekolah Kalista. Jalur incaran mereka sebenarnya lebih tepat dikatakan berada dekat jalan aspal menuju Perumahan PLN Batam Centre.

Suasana gelap, hanya sorot lampu-lampu jeep anggota Alaska OffRoad saja yang seperti membelah malam. Batam Pos yang ikut menjajal jalur incaran mereka, berada dalam mobil Samurai hitam milik Wahyudi. Tanpa ba bi bu, rombongan langsung beriringan tancap gas di jalur tanah yang lumayan ektrem. Guncangan hebat langsung terasa di dalam mobil.

Tidak hanya jalan terjal yang horizontal, kelompok ini berkali-kali menempuh jalan terjal menanjak dan menurun. Berkali-kali juga mobil yang ditumpangi Batam Pos miring dan seperti mau terguling. Untunglah didalam ada roll bar untuk pegangan.

”Ini belum seberapa, kadang kami sampai jalan dengan roda di sebelah kanan saja, roda kirinya di udara,” ujar Wahyudi.

Tak lama setelah itu di depan terlihat tanjakan setinggi 5 meter dengan kemiringan sekitar 45 derajat. ”Kita akan lewati itu, kalau yang seperti ini butuh keahlian si pengendara dan kekuatan mobil. Kalau cuma keahlian atau kekuatan mobilnya saja tidak bisa melewati,” kata wahyudi lagi.

kemudian, satu persatu mobil bergiliran melewati tanjakan yang dimaksud. Mereka yang sudah berhasil langsung menonton aksi teman-temannya. Salah satu di antara mereka, ada yang mesti berkali-kali mencoba melewatinya. Rupanya si pengendara lupa mengurangi tekanan angin di ban. Akibatnya roda mobil-nya tidak ‘mengigit’ di tanah merah terjal saat menanjak.

Usai melewati rintangan bukit, iring-iringan anggota Alaska Offroad kemudian menempuh hutan yang penuh dengan pohon dan ilalang. Suasana di sini jauh lebih gelap dari sebelumnya. Ada sungai kecil yang harus dilewati. Untuk urusan melewati sungai, rupanya mereka sudah terbiasa. Rata-rata jeep tunggangan para offroader ini tetap bisa bergerak di dalam air meski air merendam mobil sebatas pinggang si sopir. untuk melakukannya, serangkaian modifikasi sudah harus dilakukan. Misalnya lubang buangan knalpot yang harus berada di bagian atas kendaraan. untuk medan yang satu ini, seluruh offroader bisa melaluinya dengan sukses..

Nanjak 60 derajat, 1 mobil KO

Satu jam iring-iringan kendaraan Alaska Offroad menembus semak belukar dan sungai kecil. mereka akhirnya tiba di di medan lebih extrem yaitu tanjakan sekitar 60 derajat sepanjang 20 meteran.
Satu persatu mobil antri untuk melewati tanjakan. Tidak semuanya langsung berhasil melewati tanjakan extrem itu. Iwan dengan White Samurai beberapa kali harus mencoba melewatinya. Tapi sayang 1 meter sebelum mencapai puncak, mobilnya kehabisan tenaga. Saat mundur menuruni tanjakan ia bahkan nyaris terguling. Iwanpun mencobanya. Lagi-lagi kehabisan tenaga saat sudah dipuncak.

”Mau nyoba lagi wan?” ujar seorang rekan bertanya pada Iwan.

Rupanya Iwan menyerah dan memilih mobilnya ditarik dari atas. Mereka ramai-ramai langsung bagi tugas. Ada yang memasang tali, ada yang menyetir, ada juga yang memberi instruksi untuk mengarahkan teknik supaya penarikan mobil berhasil.

Setelah semuanya berhasil melewati tanjakan, mereka merayakannya dengan beristirahat sejenak di tanah yang tinggi. Malam itu rute yang dilewati terasa makin extrem. Banyak kendaraan 4WD yang mengalami masalah karena harus berjuang keras menaklukkan medan. Ada yang putus belting , jebol selang rem , patah as roda , pompa bensin ngadat , dan lainnya.

”Tapi semua itu terbayar dengan kepuasan batin,” ujar Jali (40), salah satu offroader.

Alfred(52) offroader lainnya menuturkan hal serupa. Pria yang bekerja di Tamarin Santana ini suka dengan olahraga tantangan, termasuk offroad yang dinilai olahraga paling positif bagi pria.

”Kalau nggak offroad saya sakit kepala. Kalau rutenya makin ekstrem, makin nikmat rasanya. Ada kepuasan tersendiri kita telah berhasil melewatinya,’ujar Alfred.

Saat melakukan offroad bersama teman-temannya, mobil yang disopirinya sering kecelakaan, terbalik-balik. Tapi menurutnya, mobilnya saja yang hancur dan rusak. pengendaranya tidak apa-apa karena kendaraan sudah dimodifikasi sehingga lebih safety.

Ketua Alaska Offroad, Naradewa (48) mengaku, ia bersama teman-temannya menjalani kegiatan offroad seminggu sekali. Daerah Batam sudah pernah dijelajahi semua, bahkan mereka pernah juga menjelajahi Bintan.

Alaska Offroad termasuk kelompok offroad yang suka dengan nuansa petualangan dengan medan yang dilalui tidak biasa. Seperti melewati tanjakan tinggi, masuk di antara hutan, melewati sungai dan membuka jalan di hutan.

”Untuk berhasil dalam medan yang tidak biasa itu, butuh kerjasama tim, Itulah yang membuat kita penuh kebersamaan dalam pertemanan,” ujar Naradewa.

Memilih hobi offroad memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tapi, yang namanya mahal tentu relatif sekali ukurannya. kata Naradewa semua hobi tentu memerlukan biaya.

“Seperti hobi mancing. Itu bukannya murah, mahal juga, harus menyewa kapal,” kata pria yang sudah hobi offroad sejak muda.

Menurut Naradewa, soal keluar masuk bengkel gara-gara mobil rusak, bisa diantisipasi dengan perbaikan yang dilakukan sendiri. Tata-rata anggota Alaska Offroad bisa otak-atik mobil mereka sendiri.

”Yah lumayan mahal juga sih. Untuk satu ban mobil offroad saja Rp2,5 juta. Tapi kalau hobi offroad dibilang mahal, nggak juga. Sekarang hobi bersepeda juga mahal. Kemarin saya juga habis modifikasi sepeda habis Rp12 jutaan juga. Selain hobi offroad saya juga hobi bersepeda,’ kata Naradewa. (ANDRIANI SUSILAWATI)

No comments: