Tuesday, September 16, 2008

Aktivitas LSM Habitat Bangun Rumah Kembang


SEJAK zaman reformasi LSM (lembaga swadaya masyarakat) tumbuh bak jamur di musim hujan. Pertumbuhannya mencapai di segala bidang. Tak jarang banyak yang didirikan hanya untuk kepentingan pribadi /kelompok semata sehingga hanya menjadi parasit saja.

Aktivitas sebuah LSM luar negeri berikut ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur atau pembanding bagaimana sesungguhnya sebuah LSM. Habitat for humanity Indonesia nama LSM-nya. Memiliki misi building homes, building live. Sejak bulan Juli - November 2006 telah membangun 150 rumah kembang (rumah tipe 21 tanpa plester dan lantai) untuk keluarga kurang mampu di wilayah Batam seperti Batuaji Baru, Batuaji Lama, Kampung Becek, Bengkong, Sei Tering dan lainnya.
Habitat yang didanai banyak perusahaan ini tak hanya membantu dari segi dana saja. Namun juga sumbangsih tenaga seperti yang dilakukan mereka pada hari Kamis -Sabtu (16-18) November lalu. Tujuh belas orang tenaga sukarela dari perusahaan ternama Microssof, rela turun bersama-sama untuk membangun rumah kembang.

Saya yang sempat ikut dalam rombongan ini melihat langsung bagaimana cara mereka bekerja. Terik dan panas matahari tidak menjadi halangan bagi mereka yang sehari-harinya terbiasa berkutat dalam ruang dingin AC dan Iptek untuk membangun rumah kembang sehat.

Menurut General Manager Microsoft Online Service Group, Grant Watss, kehadiran mereka disana merupakan bagian dari program kemanusiaan perusahaan. Mereka datang ke Indonesia dalam status cuti.

Ada yang berasal dari Australia, Inggris, Amerika, German , Singapura dan Malaysia. Dalam tahap awal yang dilakukan Kamis-Sabtu kemarin, mereka membangun 3 unit rumah kembang sehat sederhana. Walau jelas tidak terbiasa dengan pekerjaan seperti itu, mereka mengaku senang dan gembira menjalaninya. Kerja sosial yang dilakukan saat cuti ini tidak dianggap mereka sebagai beban tambahan pekerjaan, tapi suatu bentuk sumbangsih untuk berbagi terhadap sesama.

Di lokasi Sei Pelenggut-Dapur 12 kondisi disini cukup memprihatinkan. Para relawan harus kerja ekstra sebelum melakukan tahapan pembangunan. Soalnya rumah yang dibangun mereka berlokasi di daerah rawan banjir, Jadi sebelum melakukan tahapan pembangunan mereka harus mengeruk tanah untuk meninggikan bagian pondasi rumah. Tak jarang kondisi tanah yang becek membuat sol sepatu para relawan itu jadi tambah tebal. Tapi karena dilakukan bersama-sama tidak ada yang kelihatan sulit.

Dana Habitat berasal dari berbagai perusahaan di dunia. Seperti Microsoft, Unocal. BMW, Chatay Pasific dan lainnya. Rumah kembang yang dibangun Habitat ini diharapkan bisa menghantarkan keluarga tak mampu untuk memiliki rumah layak huni. Termasuk anak-anak agar bisa tinggal di rumah yang nyaman. ”Pembangunan rumah 21 non plester ini merupakan program kami yaitu save and build(menabung dan membangun),” kata Friska Laurika, Affiliate Program Manager Habitat.

Save and build karena sebagian dana untuk membangun rumah berasal dari tabungan kelompok keluarga tak mampu. ”Untuk bangun 1 rumah diperlukan dana Rp 9 juta, Rp 6 juta dari Habitat dan Rp 3 juta dari tabungan kelompok,” kaa Friska.

Jumlah aggota kelompoknya bisa sebanyak 6-15 orang. Semakin banyak anggota kelompoknya maka makin kecil iuran perbulannya. ”Bila anggota hanya 10 orang maka pe rbulannya hanya Rp 300 ribu (Rp 3 juta dibagi 10). Tapi kalau anggotanya 15 orang maka iuran perbulannya hanya Rp 200 ribu,” katanya. Keluarga kurang mampu yang ingin dibangunkan rumah Habitat harus mendaftar dan memenuhi syarat yaitu telah menikah dan punya kapling serta membentuk kelompok.

Program yang dijalankan LSM Habitat mendapat sambutan positif warga. Seperti warga bernama Aan yang tinggal di Sei Pelenggut Bukit Seroja Dapur 12. Rumah yang dulu ditinggali Aan hanya seluas tipe 21. kondisinya sangat memprihatinkan karena hanya berdinding triplek bekas. setiap musim hujan ia juga harus rela kebanjiran. Tapi sekarang rumahnya sudah jauh lebih baik. Dindingnya sudah dibangun dari batako. Bila ingin lebih bagus ia tinggal memikirkan sedikit tambahan karena rumahnya dibangun dengan konsep rumah kembang. (andriani susilawati)

1 comment:

Anonymous said...

Terima kasih atas infonya....
Blog yang bagus...