Monday, March 2, 2009

Ikan Bakar Blasteran Arab-Indra


PERNAH MENYANTAP ikan bakar dengan bumbu blasteran Arab dan Indramayu? Rasanya hmmm… hot, gurih mantap. Siapapun yang mencicipi dibuat ketagihan. Disantap dengan kangkung belacan, kian nikmat rasanya. Angin semilir di sekitarnya membuat kita betah berlama-lama di warung Ikan Bakar Ibu Ika di emperan BCM, Batam Centre.

Warung makan Ikan Bakar Ibu Ika di emperan BCM tempatnya sederhana. Begitu juga dengan menu yang disajikan sama seperti di tempat-tempat lain. Hanya ikan bakar, ayam bakar, ayam penyet dan sotong bakar. Sepintas tidak ada yang istimewa di tempat makan ini. Spanduk Ikan Bakar Ibu Ika yang bergelantungan di atas dekat etalase ikan bakar bahkan sudah usang dimakan usia.

Dari beberapa menu yang ada di sana, ikan bakar adalah menu andalannya. Sebab itu, warung makannya jadi diberi nama ‘Ikan Bakar Ibu Ika’. Ibu Ika adalah nama panggilan sehari-hari pemiliknya, Toatika (46).

Meski menunya biasa saja, tapi warung Ikan Bakar Ibu Ika ini diserbu ratusan orang saat jam makan siang setiap hari. Pelanggannya kebanyakan pegawai hingga pejabat Pemko Batam, Imigrasi, OB, PLN hingga Bandara Hang Nadim. Menurut Toatika. Dulu ketika Ahmad Dahlan, sebelum menjabat Walikota Batam juga suka makan di sini. “Tapi sekarang nggak lagi. Ini kan tempatnya emperan,” katanya.

Warung Ikan Bakar Ibu Ika ini juga punya pelanggan setia orang bule. Ada empat orang Amerika yang beristri orang Indonesia yang rajin pesan ikan bakar buatan ibu Ika. Mereka yang jadi pelanggan, biasanya akan ketagihan setelah sekali menyantapnya. Ikan bakar Ibu Ika ini cocok bagi mereka yang suka dengan rasa pedas.

Keistimewaan menu Ikan Bakar Ibu Ika ada pada bumbunya yaitu bumbu blasteran arab dan Indramayu. Bumbu itu diracik sendiri oleh Ika. Pertama ikan dan ayam mentah itu diberi bumbu masakan khas Arab berwarna kuning dari rempah kunyit. Ika memperoleh bumbu khas Arab ini saat ia merantau bekerja di Arab dulu. Ikan-ikan yang diberi bumbu khas Arab itu didiamkan selama 20 menitan. ‘’Supaya bumbunya meresap ke dalam’’ ujarnya.

Setelah diberi bumbu khas Arab. Ikan kemduian dibakar setengah matang. Sementara ayamnya diungkep lalu ditiriskan. Nah, ketika ada pengunjung datang dan membeli, barulah ikan bakar setengah matang atau ayam yang telah diungkep itu dicelupkan ke dalam baskom berisi penuh bumbu poles khas Indramayu, kemudian dibakar. Ikan bakar dan ayam bakar itu disajikan bersama dengan kangkung belacan, sambel belacan dan lalapan, seperti selada, timun dan kol.

Sebagian besar orang yang menyantap ikan bakar Ibu Ika banyak yang dibuat ketagihan. Rasa pedas, gurih mantap dan panas langsung terasa dilidah begitu kita mencicipi cuilan pertama ikan bakar. Rasa pedas berasal dari bumbu poles, rasa gurih mantap dari bumbu Arab dan rasa panas karena ikan itu baru dibakar. Cuilan ikan bakar ke dua tak kalah nikmat rasanya ketika cuilan ikan bakar itu dimakan dengan cara dicocol ke sambel balacan. Menyantap ikan bakar ibu ika kian terasa nikmat disantap dengan kangkung belacan plus nasi yang hangat.

Rimbunan pohon yang tumbuh di depan warung Ikan Bakar Ibu Ika membuat udara di emperan BCM terasa sejuk dan dingin menembus kulit. Usai menyantap ikan bakar tinggallah menyeruput teh obeng. Dingin. Tapi tetap saja rasa panas dibibir masih terasa. Bumbu polesnya yang pedas benar-benar mantap. Rasa panas di bibir baru akan hilang setelah sepuluh menitan. Duduk sambil menyeruput the obeng, hidung kita akan dimanjakan dengan aroma kangkung belacan yang tiada henti dimasak di atas penggorengan. Kepulan asap dan aroma ikan bakar tercium sepanjang berada di sana, kian menggugah selera orang yang sedang lapar.

“Orang bule yang langganan disini bilang Ikan Bakarnya rasanya hot. Waktu mereka makan, terlihat kepedasan, tapi mereka suka. Sering saat mereka ke Batam, kadang suka minta dibungkus untuk dibawa pulang ke Singapura,” kata Ika.

Aktivitas bisnis di dalam Batam Centre Mall (BCM) memang sudah sepi. Tapi ‘Ikan Bakar Ibu Ika’ di emperan BCM ramenya bukan main. Tiba pukul 12.00 WIB, puluhan tempat duduk di sana sudah full dengan pengunjung. Tiga jam kemudian semuanya sudah ludes terjual.(andriani susilawati)

Busway Kian Jadi Angkutan Umum Favorit

MENUNGGU LAMA saat akan naik busway? Itu dulu. Sekarang para penumpang busway di Batam tidak harus menunggu lama lagi. Sejak Januari 2009, trip busway telah ditambah. Dengan begitu, kini setiap 15 menit sekali busway pun langsung melaju.

Jam di ponsel menunjukan angka 17.00 WIB. Satu unit busway jurusan Sekupang Batam Centre terlihat ngetem di halte busway. Beberapa penumpang duduk di kursi tunggu halte busway. ‘’Dua menit lagi ya, berangkatnya,” kata seorang petugas busway memberi informasi pada calon penumpang busway.

Pria itupun menghampiri meja dan duduk di kursi. Di atas meja tampak setumpuk tiket yang siap dibeli oleh calon penumpang. Belasan penumpang langsung mengerubuti petugas itu untuk membeli tiket. Uang seribuan tiga lembar diserahkan pada petugas. Calon penumpang-pun langsung dapat tiket satu per satu.

Tak lama setelah itu mereka ramai-ramai masuk ke dalam mobil busway. Suara Tantowi Yahya yang membawakan lagu country dari tape mobil itu langsung menghibur para penumpang. Udara sejuk karena AC langsung terasa begitu masuk ke dalam busway. Di bagian depan, tampak tulisan No Smooking.

”Di sini memang tidak boleh merokok,” kata Tamrin, seorang supir busway.

Di dalam mobil juga terdapat tulisan tentang prioritas tempat duduk. Tulisan itu memberikan himbauan agar seluruh penumpang bersedia memberikan tempat duduk bagi para lansia atau manula, penyandang cacat, ibu hamil serta menggendong balita.

Tulisan itu memang harus ditempelkan. Apalagi belakangan ini penumpang busway semakin banyak. Di saat-saat jam tertentu, penumpang suka berdesakan. Seperti sore itu, puluhan penumpang harus berdiri dan berdesakan di busway. Kondisi ini belakangan jadi pemandangan biasa, sejak ongkos transportasi dengan taksi semakin melangit. ‘’Murah,” kata Nanda, seorang penumpang.

Pria yang menjual aksesoris di kawasan Industri Sekupang itu memilih busway saat pulang ke rumahnya di Bengkong. Dari Sekupang ke Batam Centre cukup mengeluarkan duit Rp3 ribu saja. Ongkos itu benar-benar hemat dibandingkan kalau naik taksi.

Hal senada juga diungkapkan Kevin, pelajar SMP Yos Sudarso. Dia yang tinggal di Tiban Mc Dermort langganan naik busway. Begitu juga dengan temannya Mario yang tinggal di Tiban III. ”Murah, cuma seribu lima ratus. Kalau naik taksi mesti bayar enam ribu,” kata Mario.

Sejak makin banyaknya penumpang busway, jadwal keberangkatan busway-pun semakin padat. Bila dulunya harus menunggu sampai 30 menit, sekarang setiap 15 menit. ”Ini kapasitasnya 21 orang, tapi bisa muat sampai 50 orang. Kalau tidak kebagian kursi, berdiri,” kata Firman, supir busway.

Dari seluruh penumpang yang ada sebesar 40 persennya merupakan penumpang pelajar. Kata Firman, paling rame penumpangnya saat jam berangkat kerja/ berangkat sekolah, Juga sebaliknya waktu pulang sekolah atau sehabis kerja. ‘’Sekarang makin ramai penumpangnya. waktu dulu saya sempat ajak ngobrol penumpang dulu, sekarang nggak sempat lagi. Berhenti sebentar langsung berangkat,” katanya. (andriani susilawati)